Islam
itu ibaratkan sebatang pohon yang memiliki akar yang kuat dan memiliki batang
yang menjulang tinggi dan memiliki dahan yang memiliki banyak buah. Dan
sebagian hadis mengibaratkan islam itu bagaikan sebuah bangunan yang kokoh.
Setiap bangunan pasti memiliki pondasi dan tongak atau penyangga serta memiliki
atap.
Nah
saudaraku marilah kita pelajari satu persatu bagian-bagian dari bangunan itu.
Pertama pondasi, pondasi dalam islam itu adalah Tauhid. Tauhid itu terdiri dari
kalimat syahadat, rukun iman, rukun islam. Rasulullah tidak langsung
memperkenalkan shalat, puasa, zakat, haji, dan amaliah lainnya namun rasulullah
mengajarkan kepada umatnya tentang tauhid terlebih dahulu. Karena jika pondasi kuat
maka bangunan yang lainnya akan ikut kuat begitu juga sebaliknya. Jadi kita
harus memperkuat tauhid dahulu baru kita pelajari amalan-amalan lainnya. Lebih
kurang 10 tahun Rasulullah menanamkan tauhid kepada umatnya.
Tauhid
itu sendiri memiliki dimensi-dimensi
- Kesatuan niat .
Surat
Az-Zumar ayat 11 yang artinya “Katakanlah; “Sesungguhnya kau diperintahkan
supaya menyembah Allah dengan memurnikan kataatan pada-Nya dalam (menjlankan)
agama”
Surat
Az-Zumar ayat 12 yang artinya “Dan aku
diperintahkan supaya menjadi orang yang pertma-tama berserah diri”
Dalam
dimensi kesatuan niat ini kita harus menyatukan niat kita menyembah Allah penuh
keikhlasan. Ikhlas ini tidak dapat kita dapatkan secara instan namun kita
dapatkan melalui pelatihan secara terus menerus. Misal kita ingin bersedekah,
untuk sedekah pertama kali kita tentu memiliki rasa ingin dipuji oleh mertua,
sahabat dan lainnya. Namun jika sedekah itu kita lakukan secara terus menerus,
tentu terpikir bagi kita, buat apa saya sedekah kalau hanya menginginkan
pujian, apa keuntungan yang saya peroleh. Nah kemudian baru keikhlasan itu akan
mulai berakar dalam kehidupan kita.
- Kesatuan akhlak.
Surat
Al-Baqarah ayat 163 yang artinya “Dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; ttdak ada Tuhan (yang hak disembah)
melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Surat
Al-Ikhlash ayat 1 yang artinya “Katakanlah;”Dialah
Allah, Yang Maha Esa”
Dalam
dimensi kesatuan akhlak ini kita harus menyatukan sikap kita hanya Allah
saja lah yang pantas kita jadikan ilah atau sembahan dan menjadikan Allah
satu-satunya segala sesuatu baik dalam hal meminta, memohon dan lain-lain.Pernah
dilakukan oelh Nabi Ibrahim tatkala mencari Tuhan. Pertama beliau mengira bahwa
matharilah yang pantas dijadikan Tuhan, karena dia memiliki cahaya yang
menyinari bumi, ternyata matahari itu tidak selamanya bersinar ketika malam
tiba dia akan menghilang.Kemudian Nabi Ibrahmi mengira bahwa bulanlah yang
pantas dijadikan Tuhan namun bulanpun hilang dalam beberapa waktu.Maka Nabi
Ibrahimpun tidak meyakini bahwa bulan pantas dijadikan sembahan.
- Kesatuan pola fikir
Surat
Al-An’am ayat 153 yang artinya “dan bahwa
(yang kami perintahkan) ini adalah jaln-Ku yang lurus, maka ikuitlah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu bertaqwa”
- Kesatuan umat.
Surat
Al-Anbiyaa’ ayat 32 “Maka Kami
memperkenankan do’anya dan Kami anugrahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan
istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka dalah orang-orang yang khusyu’
kepada Kami”
Dari
garis keturunan senantiasa melakukan kebaikan
dan memperjungkan agama Allah
- Kesatuan gerak
Surat
Ali-Imran ayat 2 yang artinya “Allah,
tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluk-Nya”
Allah
itu menyukai amalan yang dilakukan secara istiqamah atau terus menerus. Hal ini
dibuktikan oleh Allah melalui Rasulnya Muhammad. Suatu ketika Rasulullah
bercerita tentang seorang penduduk surga. Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya
ketika mereka berada dalam mesjid. Wahai sahabatku, akan datang seorang
penduduk surga. Kemudian para shabat penasaran menunggu siapa yang dimaksud
Rasulullah tersebut. Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki, seperti
kebanyakan para sahabat setelah mengucapkan salam dia mengerjakan shalat dua
rakaat lalu meminta izin untuk meninggalkan sahabat. Kemudian sahabat tetap
menunggu siapa gerangan yang dikatakan ahli surga tersebut. Namun tidak ada
lagi orang yang memasuki mesjid tersebut. Dengan nada sedikit tidak percaya
sahabat bertanya, apa laki-laki yang shalat dua rakaat tadi yang engaku katakana
penduduk surge wahai Rasul. Rasulpun menjawab, Betul. Kemudian bertambahlah
rasa penasaran sahabat, setelah meminta izin kepada Rasulullah pergilah sahabat
itu menemui laki-laki tersebut dan minta izin agar dia diperbolehkan bertamu
selama tiga hari. Sahabat tersebut terus memperhatikan laki-laki tersebut,
namun dia tidak melihat amalan yang istimewa dari laki-laki itu. Setelah habis
masa bertamunya, sahabat itu pun bertanya kepada laki-laki tersebut. Rasul
mengatakan bahwa engkau adalah ahli surga, apakah amalanmu yang istimewa
sehingga rasul mengatakan demikian. Laki-laki itu menjawab, tidak ada amalanku
yang istimewa. Sahabat bertanya lagi. Amalan apa yang engakau lakukan secara
istiqamah, Laki-laki itu menjawab, sebelum tidur akan meminta ampun kepada
Allah, dan memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh siapun terhadap saya. Kemudian sahabat meminta izin untuk
pulang, dan sahabatpun kembali menemui Rasulullah, dan berkata wahai Rasul
tidak ada amalannya yang istimewa Cuma dia meminta ampun dan memaafkan
kesalahan yang dilakukan siapapun terhadapnya. Maka Rasul menjawab, amalan itulah
yang membuat dia ahli surga.
Kisah
yang lain, Rasulullah bertanya kepada bilal, wahai bilal apa amalnmu sehingga
aku mendengar langkah kakimu disurga, bilal menjawab tidak ada amalnku yang
istimewa whai Rasul.Kemudian Rasul bertanya lagi, amalan apa yang engkau
lakukan secara istiqamah. Bilal menjawab, aku senantiasa berwuduk jika
seandainya wudhukku batal, walaupun saya tidak akan melaksanakan shalat. Rasul
berkata amalan itulah yang membuat kamu penduduk surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar