Rabu, 13 Februari 2013

Tauhid

Islam itu ibaratkan sebatang pohon yang memiliki akar yang kuat dan memiliki batang yang menjulang tinggi dan memiliki dahan yang memiliki banyak buah. Dan sebagian hadis mengibaratkan islam itu bagaikan sebuah bangunan yang kokoh. Setiap bangunan pasti memiliki pondasi dan tongak atau penyangga serta memiliki atap.
Nah saudaraku marilah kita pelajari satu persatu bagian-bagian dari bangunan itu. Pertama pondasi, pondasi dalam islam itu adalah Tauhid. Tauhid itu terdiri dari kalimat syahadat, rukun iman, rukun islam. Rasulullah tidak langsung memperkenalkan shalat, puasa, zakat, haji, dan amaliah lainnya namun rasulullah mengajarkan kepada umatnya tentang tauhid terlebih dahulu. Karena jika pondasi kuat maka bangunan yang lainnya akan ikut kuat begitu juga sebaliknya. Jadi kita harus memperkuat tauhid dahulu baru kita pelajari amalan-amalan lainnya. Lebih kurang 10 tahun Rasulullah menanamkan tauhid kepada umatnya. 
Tauhid itu sendiri memiliki dimensi-dimensi
  1. Kesatuan niat .
Surat Az-Zumar ayat  11 yang artinya “Katakanlah; “Sesungguhnya kau diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan kataatan pada-Nya dalam (menjlankan) agama”
Surat Az-Zumar ayat 12 yang artinya “Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertma-tama berserah diri”
Dalam dimensi kesatuan niat ini kita harus menyatukan niat kita menyembah Allah penuh keikhlasan. Ikhlas ini tidak dapat kita dapatkan secara instan namun kita dapatkan melalui pelatihan secara terus menerus. Misal kita ingin bersedekah, untuk sedekah pertama kali kita tentu memiliki rasa ingin dipuji oleh mertua, sahabat dan lainnya. Namun jika sedekah itu kita lakukan secara terus menerus, tentu terpikir bagi kita, buat apa saya sedekah kalau hanya menginginkan pujian, apa keuntungan yang saya peroleh. Nah kemudian baru keikhlasan itu akan mulai berakar dalam kehidupan kita.
  1. Kesatuan akhlak.
Surat Al-Baqarah ayat 163 yang artinya “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; ttdak ada Tuhan (yang hak disembah) melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Surat Al-Ikhlash ayat 1 yang artinya “Katakanlah;”Dialah Allah, Yang Maha Esa”
Dalam dimensi kesatuan akhlak ini kita harus menyatukan sikap kita hanya  Allah saja lah yang pantas kita jadikan ilah atau sembahan dan menjadikan Allah satu-satunya segala sesuatu baik dalam hal meminta, memohon dan lain-lain.Pernah dilakukan oelh Nabi Ibrahim tatkala mencari Tuhan. Pertama beliau mengira bahwa matharilah yang pantas dijadikan Tuhan, karena dia memiliki cahaya yang menyinari bumi, ternyata matahari itu tidak selamanya bersinar ketika malam tiba dia akan menghilang.Kemudian Nabi Ibrahmi mengira bahwa bulanlah yang pantas dijadikan Tuhan namun bulanpun hilang dalam beberapa waktu.Maka Nabi Ibrahimpun tidak meyakini bahwa bulan pantas dijadikan sembahan.
  1. Kesatuan pola fikir
Surat Al-An’am ayat 153 yang artinya “dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jaln-Ku yang lurus, maka ikuitlah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa”
  1. Kesatuan umat.
Surat Al-Anbiyaa’ ayat 32 “Maka Kami memperkenankan do’anya dan Kami anugrahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka dalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami”
Dari garis keturunan senantiasa melakukan kebaikan  dan memperjungkan agama Allah
  1. Kesatuan gerak
Surat Ali-Imran ayat 2 yang artinya “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya”
Allah itu menyukai amalan yang dilakukan secara istiqamah atau terus menerus. Hal ini dibuktikan oleh Allah melalui Rasulnya Muhammad. Suatu ketika Rasulullah bercerita tentang seorang penduduk surga. Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya ketika mereka berada dalam mesjid. Wahai sahabatku, akan datang seorang penduduk surga. Kemudian para shabat penasaran menunggu siapa yang dimaksud Rasulullah tersebut. Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki, seperti kebanyakan para sahabat setelah mengucapkan salam dia mengerjakan shalat dua rakaat lalu meminta izin untuk meninggalkan sahabat. Kemudian sahabat tetap menunggu siapa gerangan yang dikatakan ahli surga tersebut. Namun tidak ada lagi orang yang memasuki mesjid tersebut. Dengan nada sedikit tidak percaya sahabat bertanya, apa laki-laki yang shalat dua rakaat tadi yang engaku katakana penduduk surge wahai Rasul. Rasulpun menjawab, Betul. Kemudian bertambahlah rasa penasaran sahabat, setelah meminta izin kepada Rasulullah pergilah sahabat itu menemui laki-laki tersebut dan minta izin agar dia diperbolehkan bertamu selama tiga hari. Sahabat tersebut terus memperhatikan laki-laki tersebut, namun dia tidak melihat amalan yang istimewa dari laki-laki itu. Setelah habis masa bertamunya, sahabat itu pun bertanya kepada laki-laki tersebut. Rasul mengatakan bahwa engkau adalah ahli surga, apakah amalanmu yang istimewa sehingga rasul mengatakan demikian. Laki-laki itu menjawab, tidak ada amalanku yang istimewa. Sahabat bertanya lagi. Amalan apa yang engakau lakukan secara istiqamah, Laki-laki itu menjawab, sebelum tidur akan meminta ampun kepada Allah, dan memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh siapun terhadap  saya. Kemudian sahabat meminta izin untuk pulang, dan sahabatpun kembali menemui Rasulullah, dan berkata wahai Rasul tidak ada amalannya yang istimewa Cuma dia meminta ampun dan memaafkan kesalahan yang dilakukan siapapun terhadapnya. Maka Rasul menjawab, amalan itulah yang membuat dia ahli surga.
Kisah yang lain, Rasulullah bertanya kepada bilal, wahai bilal apa amalnmu sehingga aku mendengar langkah kakimu disurga, bilal menjawab tidak ada amalnku yang istimewa whai Rasul.Kemudian Rasul bertanya lagi, amalan apa yang engkau lakukan secara istiqamah. Bilal menjawab, aku senantiasa berwuduk jika seandainya wudhukku batal, walaupun saya tidak akan melaksanakan shalat. Rasul berkata amalan itulah yang membuat kamu penduduk surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar